TIPD STAIN, Meulaboh – Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh, Tuti Hidayati, M.Ed mengungkapkan beberapa faktor pemicu maraknya tren hijrah, yakni konten media sosial, munculnya figur ustad gaul, dukungan industri, respon publik, dan kesadaran beragama yang muncul ditengah polemik kehidupan bermasyarakat.
Hal tersebut disampaikan Tuti dalam Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) di Jakarta 3 Oktober 2019 melalui makalahnya berjudul Understanding the current trend of hijrah: between self-existance and religious understanding. Makalah tersebut merupakan hasil riset yang dilakukannya bersama rekannya yang juga Dosen STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, Dian Ayuningtyas, M.Pd. Dian merupakan Sekretaris Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) STAIN.
“Hijrah adalah tren yg sangat populer di indonesia saat ini,” jelas Tuti yang juga merupakan Kepala Pusat Bahasa STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh.
Tuti menjelaskan pelaku hijrah saat ini tak hanya oleh jamaah-jamaah pengajian islam saja, namun juga para penggiat media sosial. Tren Hijrah, lanjutnya, yang sedang gandrung dikalangan masyarakat sebenarnya mulai popular sejak jagat selebriti mulai menampilkan sisi-sisi relijius.
Lebih lanjut Tuti mengatakan Perwujudan hijrah adalah interaksi dinamis antara penerapan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Para pelaku hijrah pada dasarnya tetap eksis dalam gaya kehidupan milenial.
Sejalan dengan itu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara yang hadir membuka kegiatan tersebut menyebut bahwa pendidikan Islam harus bisa beradaptasi menghadapi perubahan zaman.
Lebih lanjut Ia menegaskan bahwa zaman telah berubah, semua urusan hidup kita sudah ada di ponsel. Ia juga menyarankan agar Kajian Pendidikan Islam harus beradaptasi untuk masuk ke dalam paradigma baru.
Rudiantara percaya bahwa para akademisi dan pakar keislaman memiliki posisi strategis dalam merumuskan bentuk respons yang positif terhadap berbagai dinamika yang ada.