Sesditjen Pendis Ingatkan ASN STAIN Meulaboh Waspadai Jeratan Radikalisme: “Jangan Toleransi Ekstremisme”

Aceh Barat, – Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Sesditjen Pendis) Kementerian Agama, Prof Dr M Arskal Salim GP MAg, mengingatkan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh untuk selalu waspada terhadap upaya penyebaran paham radikal dan ekstrimisme. 

Pesan itu disampaikannya dalam pembinaan ASN dan Non ASN di lingkungan STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh yang berlangsung di Aula Pendidikan Terintegrasi kampus setempat. Kamis, 14 Agustus 2025.

Arskal menegaskan, sejak beberapa tahun terakhir ASN Kementerian Agama telah dibekali pelatihan penguatan moderasi beragama. Namun, insiden terbaru di Aceh yang melibatkan seorang ASN meski masih sebatas dugaan dan menunggu proses hukum, menjadi peringatan bahwa potensi penyusupan radikalisme tetap ada.

“Kita tidak menafikan kejadian itu, dan kita benar-benar memperhatikannya. Jangan sampai menimbulkan masalah yang besar. Bagaimanapun, tidak boleh kita berikan toleransi terhadap radikalisme dan ekstremisme di kalangan ASN, khususnya ASN Kementerian Agama,” tegasnya.

Menurut Arskal, selain faktor ideologi, motivasi ekonomi kerap menjadi pintu masuk radikalisme. Dalam situasi ekonomi sulit, iming-iming tertentu dapat mempengaruhi ASN untuk terlibat dalam kegiatan yang beresiko membahayakan ideologi negara.

“Kita juga tidak tahu persisnya, tapi itu kita serahkan kepada aparat penegak hukum untuk menggali apa motif sebenarnya,” ujarnya.

Arskal mengimbau seluruh ASN Kemenag untuk lebih peka terhadap ajakan atau pendekatan yang bersifat mencurigakan, terutama yang dilakukan secara tertutup. Sebab, apapun yang sifatnya sembunyi-sembunyi dapat berefek kepada hal yang tidak diharapkan. 

“Lakukan tabayun, ajak diskusi, jangan mau terjebak dalam keinginan yang bisa membahayakan diri, keluarga, organisasi, bahkan negara,” pesan Arskal.

STAIN Meulaboh Segera Berstatus IAIN, Target Rampung 2025

Di samping itu, Sesditjen Pendis, Arskal juga menyebutkan, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh tengah bersiap bertransformasi menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN). Proses alih status ini disebut sudah berada “on the track” dan ditargetkan rampung pada 2025.

“Untuk STAIN Meulaboh bertransformasi menjadi institut, ini sudah dalam proses yang on the track. Kita berharap tidak lama lagi, mudah-mudahan bisa terwujud di tahun 2025 ini,” kata Arskal.

Selain membahas alih status, Arskal juga menanggapi usulan pemagaran lingkungan kampus. Menurutnya, Kemenag akan mempelajari kebutuhan tersebut dan mempertimbangkan skala prioritas di antara banyaknya permintaan dari berbagai kampus lain.

“Kita akan melihat ini sebagai kebutuhan prioritas, tapi prioritasnya sampai di mana dan seberapa banyak, itu nanti akan kita bicarakan dengan baik,” ujarnya.

Arskal berharap, STAIN Meulaboh akan semakin berkembang dan menjadi magnet bagi mahasiswa, tidak hanya dari Aceh Barat, tetapi juga dari seluruh Aceh, wilayah Indonesia, bahkan dari luar negeri.

Sementara itu, Ketua STAIN Meulaboh, Dr H Syamsuar MAg menyampaikan, pemagaran lingkungan kampus merupakan urgensi yang harus diselesaikan di samping peralihan status menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN).

Menurutnya, keberadaan pagar akan memberikan rasa aman dan nyaman bagi sivitas akademika dan mahasiswa, sekaligus menunjang pengembangan kampus ke depan.

“Kami sangat berharap agar usulan untuk pemagaran lingkar kampus dapat dikabulkan,” ujarnya.[]

HUMAS – STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh

Tags