
Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh, Prof Dr H Syamsuar MAg menilai Menteri Agama, Prof Dr KH Nasaruddin Umar MA merupakan figur yang sangat layak diusulkan sebagai penerima Hadiah Nobel Perdamaian.
Menurut Prof Syamsuar, kiprahnya yang juga sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal tersebut telah melampaui batas-batas nasional dan agama, menjadikannya simbol nyata dari Islam yang moderat dan mendamaikan.
“Prof Nasaruddin Umar bukan hanya seorang ulama, tetapi juga duta perdamaian yang mampu membawa wajah Islam Indonesia ke panggung dunia. Beliau menampilkan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam, sebagaimana pesan universal Nabi Muhammad SAW,” ujar Prof Syamsuar di Jakarta, Selasa 28 Oktober 2025.
Syamsuar menyebutkan, kontribusi Nasaruddin Umar dalam memperkuat dialog lintas agama dan budaya di tingkat internasional merupakan wujud nyata diplomasi spiritual Indonesia.
Menurut pandangan Syamsuar, Prof Nasaruddin Umar telah menjembatani perbedaan dengan bahasa kasih sayang dan kemanusiaan.
“Dunia membutuhkan sosok seperti beliau yang mampu mengubah perbedaan menjadi kekuatan untuk harmoni global,” ungkapnya.
Syamsuar menambahkan, inisiatif besar seperti Deklarasi Istiqlal yang diinisiasi Nasaruddin Umar saat kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia tahun 2024 menjadi tonggak penting sejarah diplomasi antar agama dunia. Deklarasi itu menunjukkan bahwa Indonesia bukan hanya laboratorium kerukunan, tetapi juga teladan perdamaian global.
Selain itu, karya-karya akademik Nasaruddin Umar tentang gender, tafsir, dan perdamaian memperkuat posisinya sebagai intelektual muslim global yang konsisten memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan universal.
“Dengan seluruh dedikasinya bagi kemanusiaan dan harmoni lintas iman, Prof Nasaruddin Umar layak memperoleh pengakuan tertinggi dunia melalui Nobel Perdamaian. Beliau membawa pesan dari Timur bahwa perdamaian bukan sekadar cita-cita, tetapi tanggung jawab moral umat manusia,” ujarnya.[]