Mahasiswa PPL STAIN Meulaboh di DSI Aceh Barat Turut Sukseskan MTQ: Dari Kampus ke Medan Dakwah

Aceh Barat, (STAIN Meulaboh) – Mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dari prodi Hukum Ekonomi Syariah dan Perbankan Syariah STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh menjadi panitia Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-37 tingkat Kabupaten Aceh Barat di lapangan sepak bola Desa Manjeng, Kecamatan Pante Ceureumen. Senin, 18 Juli 2025.

Hal itu dilakukan atas tugas yang diberikan oleh Dinas Syariat Islam (DSI) Kabupaten Aceh Barat dalam mensukseskan pelaksanaan MTQ tingkat Kabupaten Aceh Barat tahun ini. Disamping syiar perhelatan akbar dalam rangka syiar Islam, keterlibatan mahasiswa PPL STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh  dalam kepanitiaan MTQ menjadi pengalaman yang sarat makna, baik secara intelektual, spiritual, maupun sosial.

Aceh Barat sebagai salah satu daerah yang menjunjung tinggi pelaksanaan syariat Islam, secara konsisten menyelenggarakan MTQ sebagai bagian dari misi pembinaan generasi Qur’ani. MTQ bukan hanya tentang kompetisi membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, tetapi juga menjadi representasi dari kecintaan masyarakat terhadap ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

MTQ mencerminkan semangat kolektif masyarakat, tokoh agama, instansi pemerintah, serta pelajar dan mahasiswa, dalam menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber inspirasi dan solusi kehidupan. Oleh karena itu, pelaksanaannya bukan semata kegiatan tahunan, melainkan tonggak penting dalam membentuk karakter masyarakat Qur’ani di masa depan.

Bersama teman-teman mahasiswa STAIN yang tergabung dalam program magang kelembagaan di DSI Aceh Barat, kami diberi amanah langsung untuk terlibat dalam pelaksanaan MTQ sebagai bagian dari penguatan pengalaman profesional sekaligus pengabdian kepada masyarakat. Tugas ini bukan hanya administratif, melainkan juga mengandung nilai dakwah dan tanggung jawab moral yang besar.

Kami merasakan langsung bagaimana bekerja sebagai bagian dari tim pelaksana memberi pelajaran tentang pentingnya ketelitian, koordinasi antar lintas sektor, hingga menjaga semangat kolektif dalam melayani umat. Dalam momen ini, kami belajar bahwa menjadi bagian dari barisan pelaksana syiar Islam tidak cukup hanya dengan ilmu, tapi juga dibutuhkan keikhlasan dan komitmen yang kuat.

Salah satu refleksi penting dari keterlibatan kami adalah menyadari bahwa pembinaan pasca-MTQ masih menjadi tantangan tersendiri. Banyak peserta muda yang memiliki potensi luar biasa, namun belum seluruhnya mendapatkan perhatian pembinaan secara berkelanjutan. Ini menjadi catatan serius, bahwa MTQ seharusnya bukan titik akhir, tapi awal dari pembinaan jangka panjang.

Kami berharap kedepan akan ada sinergi yang lebih kuat antara kampus, dinas terkait, dayah, dan lembaga pendidikan lainnya dalam merancang pola pembinaan yang berkelanjutan. Misalnya dengan pelatihan rutin, program kaderisasi qari-qariah, serta penguatan literasi Qur’ani berbasis digital yang lebih adaptif dengan dunia anak muda.

Sebagai mahasiswa STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, kami merasa terhormat bisa menjadi bagian dari pelaksanaan MTQ Aceh Barat tahun ini. Tidak hanya sebagai penonton atau peserta, tetapi sebagai pelaksana langsung yang berada di garis depan pelayanan kegiatan keislaman yang besar. Keterlibatan ini memperkuat keyakinan kami bahwa ilmu yang kami pelajari di bangku kuliah harus menyatu dengan pengabdian nyata kepada umat.

Tugas dari Dinas Syariat Islam Aceh Barat dalam rangka magang ini bukan hanya formalitas akademik, melainkan peluang besar untuk mengasah kepemimpinan, menumbuhkan empati sosial, serta memperkuat semangat dakwah dalam bentuk kerja nyata.

Semoga MTQ ini menjadi wasilah turunnya keberkahan di Aceh Barat dan melahirkan generasi Qur’ani yang cerdas, santun, dan siap memimpin peradaban Islam di masa yang akan datang.[]

Kontributor/Penulis: Marza Khadarus Madi (Mahasiswa STAIN Meulaboh)
HUMAS – STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh

Tags