STAIN | Mahasiswa Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, secara khusus harus disiapkan untuk menghadapai persaingan pada era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Selain itu juga mampu memberikan solusi terhadap persoalan di dalam masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Zulfriansyah, pengusaha muda sukses sekaligus perwakilan alumni lulusan magang Jepang di Aceh Barat, saat memberikan materi pada pembekalan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) mahasiswa Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, Sabtu, 4 Maret 2017, di kampus setempat.
Menurut Zulfriansyah, kemampuan akademis semata yang dimiliki tiap lulusan pendidikan tinggi tidaklah cukup untuk bersaing pada era saat ini. Karenanya, kaum intelektual juga harus mampu mengembangkan segala potensi yang ada, sehingga mampu merebut tiap peluang yang ada.
“Salah satunya adalah potensi wirausaha. Tiap generasi muda harus berpikir untuk hidup secara mandiri,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, menjadi wirausaha yang sukses tidak bisa dengan cara instan, butuh proses dan ketekunan. Terlebih dunia usaha hari ini kerap dianggap sabagai bidang pekerjaan yang tak menjanjikan.
“Tidak jarang dalam dunia kewirausahaan kita mendapat cemoohan, namun itu semua justru menjadi motivasi untuk terus bangkit,” ujarnya.
Ia beranggapan, umumnya masyarakat Aceh tidak yakin dalam memulai usaha, karena takut gagal, bangkrut dan sebagainya. Persepsi ini telah terlanjur menghantui pola pikir masyarakat, sehingga mereka labih memilih menjadi karyawan daripada tuan untuk dirinya sendiri dan orang lain.
“Memulai usaha tidak harus dengan yang memerlukan modal besar. Tidak ada usaha yang langsung besar. Seorang wirausaha harus jeli melihat peluang,” tegasnya.
Zulfriansyah menambahkan, untuk mencapai kesuksesan, tidak cukup dengan bakat saja, tetapi juga pengetahuan dari segala aspek, terutama bidang yang digeluti.
“Dan yang paling penting adalah karakter, kita harus punya good attitude”, pungkasnya.
Selain Zulfriansyah, pembekalan 73 mahasiswa PPL juga diisi oleh Said Atah, Advokat muda Aceh yang menyampaikan tentang peluang dan tantangan lulusan Syariah dan Ekonomi Islam. Rencananya keseluruhan mahasiswa akan ditempatkan di 28 lembaga pemerintah maupun swasta.[]