Aceh Barat, STAIN Meulaboh- Ketua STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, Dr. H. Syamsuar, M.Ag menjadi salah satu pemateri dalam pelaksanaan kegiatan Pemasyarakatan dan Penyebaran Informasi Keislaman (Pembinaan Kader Da’i Angkatan 1) yang diselenggarakan oleh Dinas Syariat Islam Kabupaten Aceh Barat. Selasa, 29 Oktober 2024.
Acara yang berlangsung di Aula Gedung B Dinas Pendidikan dan Kebudayaan itu diikuti oleh seluruh santri yang ada di Aceh Barat khususnya kaum millenial.
Dalam paparannya, Syamsuar menyampaikan materi yang berkaitan dengan metode dan media dakwah Islamiyah di era millenial. Ia menyebutkan bahwa mendakwahkan nilai-nilai Islam kepada generasi millenial memerlukan pendekatan yang relevan dan menarik, dengan adanya digitalisasi menghadirkan berbagai macam platform untuk menyebarkan pesan dakwah. Bahkan tidak hanya Millenial, mayoritas masyarakat sekarang tidak hanya mengandalkan ulama sebagai sumber satu-satunya untuk memperoleh pengetahuan agama.
“Metode dakwah yang kita pakai sekarang harus sesuai dengan gaya hidup anak muda saat ini, karena jika kita masih memakai metode lama maka itu akan sulit diterima oleh kaum millennial”, terang Syamsuar
Ia melanjutkan, ada beberapa metode dan media yang bisa dipakai untuk berdakwah di era milenial saat ini, diantaranya dengan menggunakan metode dakwah kreatif, karena mayoritas millennial cepat bosan ketika mendengarkan hal-hal yang monoton. Maka dari itu dakwah yang disampaikan harus sesuai dengan selera millennial, seperti menghadirkan sedikit humor atau cerita pendek yang relevan dengan tren saat ini.
Metode selanjutnya adalah metode kolaboratif, yaitu dengan mengajak salah satu publik figur atau saat influencer yang dikenal oleh generasi muda. Kolaborasi ini dapat dilakukan dalam bentuk ceramah, diskusi, atau proyek sosial dengan menghadirkan kemasan menarik bagi millennial.
Berikutnya adalah metode pendekatan personal, yaitu menyampaikan pesan agama dengan cara yang personal dan emosional, misalnya melalui sesi tanya jawab, konsultasi agama, atau berbagi pengalaman pribadi. Cara ini memungkinkan pendakwah menjangkau hati audiens secara lebih dalam.
Terakhir yaitu dengan metode Edu Entertaining, menggabungkan dakwah dengan hiburan, contohnya menggunakan konten visual yang edukatif namun menghibur seperti animasi, video sketsa, atau podcast interaktif. Edu-entertaining membantu membuat pesan dakwah lebih mudah dicerna. Adapun media yang bisa digunakan diantaranya yaitu media sosial seperti, Instagram, tiktok, facebook, youtube, spotify dan sebagainya.
“Dengan memanfaatkan metode dan media yang sesuai dengan karakteristik milenial, dakwah bisa menjadi lebih efektif dalam menyampaikan pesan yang sesuai dan diterima oleh generasi ini” tutup Syamsuar
Selain pemaparan materi acara tersebut juga diisi dengan diskusi dan tanya jawab untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang materi yang disampaikan.[]
HUMAS – STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh