HUMAS, STAIN Meulaboh- Sumber Daya Manusia (SDM) guru tidak siap dengan tantangan pembelajaran dalam jaringan (daring/online) dimasa pandemi Covid-19, hal tersebut disampaikan oleh Bagus Mustakim, S. Ag., M, Si, saat mengisi materi mengenai tugas dan budi pekerti dalam pembelajaran di Website Seminar (Webinar) yang diadakan oleh Jurusan Tarbiyah dan Keguruan bersama tim webinar STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, via zoom, Senin 24 Agustus 2020
Pengawas PAI Itu mengatakan ketidaksiapan SDM guru beriringan dengan tidak ada pendampingan yang memadai dari pemerintah, sehingga guru kesulitan mendesain pendidikan secara utuh.
Bagus Mustakim, S. Ag., M, Si menjelaskan ada tiga tantangan pendidikan masa pandemi covid-19, diantaranya tantangan pembelajaran abad ke-21, pembelajaran jarak jauh (PJJ).
“Tiga kerangka ini menjadi tugas utama selaku pendidik untuk mendesain pola pendidikan yang baik, ” Ujar Instruktur nasional kurikulum PAI dan Budi Pekerti Kemenag RI itu.
Ia menerangkan dalam kerangka pendidikan pada abad 21, menjadi pembelajaran yang wajib dan tidak bisa ditinggalkan, hanya saja problematika dalam kerangka pembelajaran abad 21 ini yaitu persoalan administrasi guru, sehingga tantangan yang paling besar adalah guru.
“Permasalahan yg dihadapi di lapangan, Rata rata LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) belum mampu mensuplai guru guru di abad 21,” Tutur Bagus yang juga Alumni program Short Course in islamic teaching metodelogy atau university of Oxford UK.
Ia melanjutkan tantangan pembelajaran Jarak jauh, rata rata dipahami.
Guru itu adalah membagikan vidio dan tugas secara online, sehingga persoalan yang muncul ketika vidio tersebut tidak dapat diakses, tugas tersebut menjadi persoalan dan terkendala.
Ia menegaskan harusnya guru membangun mindset, bahwa pembelajaran daring bukan sekedar membagikan video dan tugas, namun tetap menggunakan model pendekatan pembelajaran abad ke 21, harus humanistik dan mengedepankan 4C yaitu communication, collaboration, critical dan creative.
“Pembelajaran jarak jauh masih sangat jauh dari yang dipraktekkan, Rata-rata guru memahami pembelajaran jarak jauh ini sebagai pembelajaran daring/online padahal pembelajaran ini ada tiga bentuk selain daring yaitu luring dan blended learning, ” Ujar Kandidat Doktor Studi Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu.
Selanjutnya Bagus melanjutkan, persoalan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) mahal, bukan karena faktor jarak jauh tapi kemampuan guru mendesain pembelajaran, dan cara mencari solusi saat problem seperti ini muncul.
“Kita juga harus membandingkan berapa pengeluaran orang tua saat pembelajaran secara normal dulu dibandingkan pembelajaran daring saat ini, “Terangnya.
Bagus Mustakim, S. Ag., M, Si, mengatakan Saat pembelajaran normal wali murid juga mengeluarkan biaya seperti ongkos transportasi, uang saku. Yang jika di hitung-hitung tidak jauh beda harga yang dibayar orang tua dulu dan sekarang, persoalan tidak memiliki HP, dapat diatasi dengan Luring, dalam hal ini kemandirian pendidikan sudah menerbitkan modul yang menjelaskan mengenai Solusi dari problem sinyal dan tidak memiliki HP.
“Guru harus memiliki kepedulian, memberikan motivasi dan dedikasi pada pendidik, mengupgrade kompetensi sebagai pembekalan daring dan luring, serta harus Profesional, ” Pungkasnya.
Dosen Primary Education dan Phycology di Leeds Backeet University, Marc Turu Porcel menjelaskan materi mengenai media dan teknologi pembelajaran daring di era new normal.
Ia menjelaskan ada lima hal yang perlu diperhatikan guru saat mengajar, diantaranya menghilangkan hambatan, penggunaan kurikulum yang baik dan efektif, memberikan dukungan kepada murid, kolaborasi, Dan komunikasi.
“Komunikasi antara pendidik dan murid sangat penting dilakukan, komunitas ini yang mempengaruhi kelancaran pembelajaran masa pandemi covid-19 saat ini, ” Katanya.
Ia menuturkan aplikasi digital yang dapat digunakan dalam pembelajaran formal untuk berkomunikasi dan belajar dengan siswa, aplikasi digital seperti Blackboard dan Ms TEAMS dapat digunakan untuk berkomunikasi secara bersekala dengan siswa agar siswa tidak ketinggalan informasi.
Ia memaparkan penggunaan aplikasi digital untuk pembelajaran, terdapat banyak aplikasi yang dapat digunakan, aplikasi yang efektif dalam belajar dapat digunakan seperti Office 365, PolleveryWhere, mindmeister, Flipgrid, socrative dan berbagai aplikasi lainnya, namun saya membahas 5 aplikasi tersebut.
“Pembelajaran informal dapat menggunakan media aplikasi seperti Twitter, Facebook, Podcasts, Youtube dan lainnya, ” Jelasnya.
Ia menyampaikan bahwa ita memilih aplikasi digital karena tujuan penggunaan aplikasi tersebut bukan karena banyak orang menggunakannya.
“Selalu utamakan tujuan, aplikasi digital adalah alat bantu untuk mencapai tujuan tersebut, ” Tutupnya.
Ketua Jurusan Tarbiyah dan Keguruan Dr. Herman, MA,menyambut baik atas terselenggaranya webinar ini. Webinar bertemakan Ekstraorinary teaching dalam pembelajaran daring ini, memang sangat perlu kita ikuti. Karena masa pandemi covid-19 ini, kita menggunakan sistem pembelajaran online, yang harus di upgrade terus menerus agar dapat membentuk metode pembelajaran yang efektif dan efisien.
“Mudah-mudahan webinar yg diselenggarakan oleh STAIN ini dapat menambah wawasan dan pengalaman sebagai tenaga pendidik baik dikalangan dosen maupun guru, ” Harapnya.[]