Sebanyak 12 pegawai Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh resmi dilantik sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Tahap II Non-Optimalisasi Formasi Tahun 2024, Rabu 23 Oktober 2025.
Pelantikan secara nasional tersebut dipimpin langsung oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Prof KH Nasaruddin Umar MA, dan diikuti oleh 13.224 PPPK Kementerian Agama dari seluruh Indonesia.
Di lingkungan STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, prosesi pelantikan berlangsung secara daring melalui Zoom Meeting yang dipusatkan di Aula Pendidikan Terintegrasi kampus setempat.
Ketua STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, Prof Dr H Syamsuar MAg mengucapkan selamat kepada pegawai baru dilantik.
Syamsuar menyampaikan, status PPPK bukan sekadar capaian administratif, melainkan amanah moral yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.
Menurutnya, menjadi ASN khususnya di lingkungan Kementerian Agama, bukan hanya tentang status kepegawaian, tetapi tentang pengabdian dan komitmen moral untuk melayani umat dan bangsa.
“Kami berharap pegawai PPPK yang baru dilantik dapat bekerja dengan profesional, disiplin, dan berintegritas tinggi,” ujar Prof Syamsuar.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemenag, Kamaruddin Amin menyebutkan, total formasi PPPK Kementerian Agama tahun 2024 yang ditetapkan Menteri PANRB mencapai 89.781 formasi. Dari jumlah tersebut, 18.445 formasi dialokasikan untuk pelaksanaan seleksi PPPK tahap II, sementara 71.336 formasi telah digunakan pada tahap pertama.
Adapun jumlah kelulusan PPPK tahap II non-optimalisasi mencapai 13.289 pegawai, terdiri atas 98 pegawai di unit kerja pusat dan 13.126 di unit kerja daerah. Setelah dikurangi pegawai yang mengundurkan diri, meninggal dunia, dan tidak melengkapi data administrasi, jumlah yang diterbitkan keputusan menjadi 13.224 PPPK.
Sekjen juga mengapresiasi kreativitas para pegawai PPPK tahap II non-optimalisasi yang sebelumnya telah membuat dan menyebarkan video #KemenagBerbagi yang menjadi trending topic di media sosial pada 9–10 Oktober.
“Kami berharap semangat berbagi itu tidak berhenti di tren media sosial, tetapi benar-benar menjadi budaya kerja ASN Kemenag: mengamalkan ajaran agama dengan cinta,” tutupnya.[]