STAIN Lepas Sambut Ketua

TIPD STAIN Meulaboh– Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh adakan lepas sambut dan serah terima jabatan (Sertijab) ketua, Senin 4 Februari 2019, di aula kampus setempat.

Lepas sambut dan Sertijab ini ditandai dengan penyerahan buku memori pembangunan STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh dari ketua lama Dr Syamsuar, M.Ag (2015-2019), kepada ketua baru Dr Inayatillah, M.Ag.

Inayatillah resmi memimpin STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh hingga tahun 2022. Ia dilantik Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin pada 7 Januari 2019, di Kementerian Agama RI.

Ketua Panitia Pelaksana, sekaligus perwakilan dosen, Drs. Arif Idris, MA dalam sambutannya mengatakan, pergantian pimpinan dalam suatu lembaga merupakan hal yang lazim. Bagi STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, lepas sambut dan Sertijab baru pertama kali dilakukan.

“Karena ini merupakan pergantian Ketua pertama kalinya,” ujar Arif.

Arif menyampaikan, pergantian kepemimpinan tidak akan merubah cita-cita kampus untuk menjadi lebih maju di masa mendatang.

“Terlebih perubahan status STAIN menjadi IAIN tinggal menunggu waktu,” terangnya.

Atas nama dosen dan staf, Arif menyampaikan terimakasih kepada Dr Syamsuar, M.Ag, yang telah merintis pembangunan kampus seperti hari ini.

“Tentu yang paling diingat adalah pencapaian alih status menjadi kampus negeri,” sebutnya.

Arif berharap Ketua baru mampu membawa perubahan yang signifikan untuk memajukan kampus.

Sementara itu, Dr Syamsuar, M.Ag menyampaikan rasa bangganya atas perubahan yang terjadi di STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh saat ini. Hadirnya Ketua baru, membuktikan bahwa STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh bukanlah kampus lokal seperti sediakala. Saat ini pusat menaruh perhatian penuh terhadap perkembangan STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh.

“STAIN sudah menasional, presiden juga sudah memberi sinyal agar segera menjadi IAIN,” ujarnya.

Ketua STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh Dr Inayatillah, M.Ag menyampaikan, ada tiga hal yang akan dibenah dalam waktu dekat. Team work, stakeholder dan kreativitas dosen dan mahasiswa.

Inayatillah mengatakan, lumrahnya setiap kepemimpinan menginginkan iklim yang kondusif dan didukung perangkat kerja atau team work yang solid. Segala ego pribadi dan sektoral harus disingkirkan.

“Filosofinya, saya mengerjakan apa yang anda tidak bisa dan anda mengerjakan apa yang saya tak bisa. Sama-sama bekerja, bukanlah team work. Itu adalah kerja individual,” jelasnya.

Hal lain yang tak kalah penting, lanjut Inayatillah, peran stakeholder sangat menentukan dalam memajukan STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh. Tak hanya dosen sebagai tenaga pendidik, tapi juga seluruh karyawan, pemerintah, masyarakat dan dunia usaha.

“Hal tersebut menjadi kunci percepatan pengembangan dan peningkatan kualitas STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh,” tegasnya.

Ia berharap, kerjasama dan hubungan baik yang telah terjalin dengan semua pihak selama ini, dapat terus ditingkatkan.

Selain itu, Inayatillah juga menyampaikan, dosen merupakan unsur terpenting dalam membentuk sumber daya manusia berkualitas. Pendidikan menurutnya, bukan hanya sebatas tranfer knowledge.

“Jika hanya tranfer pengetahuan, STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh dan kampus-kampus yang lain telah selesai, karena hari ini semua pengetahuan bisa diakses dengan mudah di internet,” katanya.

Menurutnya, di era sekarang ini, selain harus memiliki standar pendidikan S2 dan S3, dosen wajib memiliki kreativitas dan inovasi. Hal tersebut diperlukan, agar dosen mampu membangkitkan minat dan bakat mahasiswa.

“Dosen juga dituntut untuk melakukan riset dan pengabdian, sebagaimana telah tercatut dalam tridarma perguruan tinggi,” ungkapnya.

Inayatillah mengatakan, untuk mewujudkan sumber daya manusia STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh yang berkualitas, pihaknya akan terus mendorong para dosen untuk mengikuti pelatihan dan melakukan riset yang berkualitas. Juga mengupayakan akselerasi guru besar.

“Nanti akan kita seleksi doktor-doktor yang ada di STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh untuk dibantu proses guru besar melalui proses akselerasi,” tekannya.(*)

 

Leave a comment