STAIN Meulaboh Luluskan 80 Mahasiswa

STAIN Meulaboh- Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh meluluskan 80 mahasiswa pada wisuda angkatan X tahun akademik 2020/2021, di Aula kampus setempat. Sabtu, 30 Mei 2021Wisuda yang berlangsung pada Selasa, 25 Mei 2021 itu mengangkat tema Identitas Budaya dan Perubahan Sosial Masyarakat Aceh Era Digital yang disampaikan oleh Brigadir Jenderal TNI Niko Fahrizal.

Wakil ketua bidang akademik dan kelembagaan, Mukhsinuddin, S.Ag, MM dalam laporannya merincikan, wisudawan yang lulus pada angkatan ini diantaranya Jurusan Dakwah dan Komunikasi Islam dari program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam berjumlah 6 lulusan, 4 laki-laki dan 2 perempuan.

Kemudian Jurusan Tarbiyah dan Keguruan berjumlah 55 lulusan, dari program studi Pendidikan Agama Islam berjumlah 22 lulusan, 3 laki-laki dan 19 perempuan. 

Sedangkan dari Program studi Pendidikan Bahasa Arab berjumlah 5 mahasiswa, dengan keseluruhan adalah perempuan.

Ia menjelaskan lulusan terbaik wisudawan tahun ini berjumlah 5 orang, yaitu Hasrina Febrianti dari program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dengan IPK 3,66, Ilham Saputra dari prodi Perbankan Syariah dengan IPK 3,85. Marziah dari prodi Pendidikan Agama Islam dengan IPK 3,75. Cut Putri Benazir dari prodi Pendidikan Bahasa Arab dengan IPK 3,76. Ria Fitri Shaleha dari Prodi Hukum Ekonomi Syariah dengan IPK 3,28. Selanjutnya M. Taufik prodi Hukum Pidana Islam dengan IPK 3,02. Diah Ismawati dari prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dengan IPK 3,79. Terakhir Jannati Nur dari prodi Manajemen Pendidikan Islam dengan IPK 3,52.

Sementara itu, Ketua STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, Dr. Inayatillah, M.Ag mengingatkan bahwa wisuda bukanlah penanda selesainya belajar dan proses akademik. Sebab, para sarjana harus terus mengasah kemampuan dalam melihat dan menyelesaikan permasalahan masyarakat. Wisuda hanyalah langkah awal untuk mulai hidup baru, mempraktikkan ilmu yang dipelajari dan menambah wawasan di tempat lain.

“Tetap jaga silaturahmi dan jalin komunikasi dengan almamater dalam wadah ikatan alumni. Harus jeli menatap masa depan secara optimis. Yakinkan diri saudara bahwa setelah dari sini, akan membawa misi perubahan,” tuturnya.

“Berkembang dengan aksi-aksi positif bukan malah destruktif, belajar berkolaborasi dan menjadi super tim. Berkembang bersama mengharumkan almamater dan  mengharumkan kampung halaman, dan menjadi terberdayakan,” sambungnya.

Disamping itu, Brigjen Niko Fahrizal dalam orasi ilmiahnya memaparkan identitas budaya masyarakat Aceh dari masa ke masa. Menurutnya,  masyarakat Aceh dikenal memiliki sikap perjuangan, integritas, dan terbuka dengan perubahan dan modernisasi.

“Bila kita membaca  sejarah, Aceh melahirkan banyak pahlawan yang begitu pratiot dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa  dan negara. Di antaranya, ada Laksamana  Malahayati, Cut Nyak Dien, Teuku Umar Johan Pahlawan, dan Tgk Chik Ditiro. Mereka begitu gigih dalam memperjuangkan bangsa ini untuk masa depan generasi yang akan datang. Mari kita ambil iktibar kepada para pejuang Aceh itu,” ajak Niko Fahrizal.

Namun demikian, Niko Fahrizal mengingatkan para wisudawan akan ancaman disorganisasi dan kurangnya solidaritas sosial. Niko berharap ancaman tersebut bisa diatasi dan tidak merusak identitas budaya masyarakat Aceh.[]

Pada wisuda tahun ini dilakukan secara daring dan luring dengan menaati seluruh protokol kesehatan yang telah ditetapkan.

Leave a comment