Dosen STAIN Gagas Firqah Turats jadi UKM

TIPD STAIN, Meulaboh – Dalam upaya meningkatkan kemampuan literasi turāts dikalangan mahasiswa, Dosen Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam, Husamuddin MZ, Lc., MA menggagas Firqah Turāts sebagai salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh. Rabu, 10 Oktober 2019.“Kegiatan ini penting dilakukan untuk melatih mahasiswa mencerna isu-isu sensitif agar dapat menangkal perpecahan umat Islam khususnya di Aceh,” jelas Husamuddin dihadapan 50 peserta pada Launcing kegiatan, Rabu 9 Oktober 2019 di kampus setempat.

Selain itu, Husamuddin menjelaskan firqah ini dimaksudkan untuk mewujudkan visi dan misi STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, yang menargetkan menjadi rujukan dan sumber kajian Turāts di Aceh.

Husamuddin yang merupakan lulusan Al-Azhar, Mesir ini menjelaskan awalnya firqah dibuat untuk kalangan mahasiswa jurusan Syariah dan Ekonomi Islam. Namun mendapat respon yang baik dari pihak kampus. Melalui Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Dr. Erizar M, Ed firqah ini dianjurkan untuk dirumuskan sebagai UKM yang dapat mewadahi seluruh mahasiswa.

Nantinya firqah akan diarahkan untuk melakukan kerjasama dengan UPT Perpustakaan sebagai fasilitator referensi. Kegiatan ini juga akan diarahkan mengadopsi ide MOOCs (Massive Online Open Courses) yang dikampanyekan STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh dalam AICIS awal Oktober lalu.

“Pihak kampus juga menginginkan firqah ini terbuka bagi seluruh sivitas akademika kampus,” tambah Husamuddin.

Ia berharap, Firqah Turāts ini menjadi model dalam melahirkan generasi masyarakat yang memiliki moderasi dalam ber-Islam baik dalam pemikiran maupun dalam bertingkah laku. Ia menambahkan paling tidak, firqah ini bisa memfasilitasi para mahasiswa yang membutuhkan penguatan dan pemahaman terhadap referensi-referensi turats yang berkaitan dengan mata kuliah yang sedang diikuti di bangku kuliah.

Ia juga menargetkan akan hadir kader cendikiawan muslim yang tidak hanya mumpuni di tingkat lokal tapi mampu bersanding di ranah internasional, seperti yang pernah terjadi di era kerajaan Aceh dahulu yang memiliki sederet tokoh dan ulama berkaliber dunia; seperti Hamzah al Fansuri, Abdurrauf al-Singkily, Syamsuddin al-Sumatrany, Nuruddin Ar-Raniry.

“Kami berharap dukungan semua pihak, menerima berbagai masukan demi pengembangan dan peningkatan budaya literasi Turāts”, tandasnya.

Menanggapi gagasan tersebut, Ketua STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh Dr. Inayatillah, M.Ag mengatakan pihak kampus mendukung lahirnya firqah ini. Kegiatan semacam ini dapat menjadi contoh untuk meningkatkan daya berfikir mahasiswa. Terlebih konsep Firqah Turāts sejalan dengan capai yang ditergetkan.

Inayatillah berharap kegiatan ini agar terus dikembangkan, dan dapat melibatkan semua sivitas akademika, dengan melibatkan para ilmuan turats tidak menutup kemungkinan nantinya firqah tersebut dapat dikembangkan menjadi pusat kajian. Kita akan terus dorong kegiatan ini menjadi lebih besar cakupannya.

“Terlebih di Aceh belum ada Pusat Kajian Turats, ditingkat pulau Sumatra baru ad di Palembang, STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh bisa menjadi Pionir untuk itu,” tandasnya.[]

Dipublis TIM TIPD

Leave a comment