Meulaboh- Humas STAIN,- Kebanyakan wartawan yang bekerja di sejumlah media, berlatar belakang pengalaman otodidak, pengetahuan yang didapat dari pengalaman langsung setiap hari ketika menjadi konstributor media, wartawan belajar dari pengalaman tersebut sehingga pengetahuan jurnalistik terbentuk.
Hal itu dikatakan Drs Basri Ibrahim MA sebagai pemateri pada kegiatan pengembangan kurikulum berbasisi Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) jurusan Dakwah Komunikasi Islam (KPI) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Meulaboh, di Aula Kemenag Aceh Barat, sabtu (12/08/17).
Menurutnya, banyak wartawan yang bekerja di sejumlah media tidak menamatkan Strata Satu (S1) sebagai sebuah pencapaian akademik pada bidangnya, namun wartawan berangkat dari pengalaman lansung sehingga menjadi wartawan yang propesional.
Ia mengakui jadi wartawan tidak meski beijazah S1 Komunikasi, banyak wartawan yang saya kenal bukan berlatar belakang Ilmu Komunikasi, ironisnya ada alumni KPI dan Ilmu Komunikasi Jurnalistik tidak bekerja pada bidagnya, atau sebalik dari itu ada alumni Tarbiyah malah jadi wartawan, ungkapnya.
Lebih lanjut Basri Ibrahim menambahkan, maka dari itu KKNI ini mengenalkan kepada mahasiswa dan wartawan, bahwa pengetahuan jurnalistik itu akan terbentuk dari empat faktor, yaitu ketrampilan kerja, cakupan keilmuan dan pengetahuan, metode tingkat kemampuan dalam implemantasinya. Terakhir kemampuan menajerial.
Hal itu sejalan dengan UU No 12 tahun 2012 perpres No 8 tahun 2012 yang termaktup pada KKNI, yaitu pendidikan vokasi di Indonesia tidak terpusat pada pendidikan tinggi, dilapangan juga pendidikan, karena itu sebagai perjuangan untuk mendapatkan kualifikasi konpetensi, tutupnya.
Sementara itu Ketua STAIN MEULABOH Dr. H. Syamsuar, mengatakan perlu kajian kerukulum yang dapat membawa perubahsn STAIN pada Prodi KPI dan PMI menuju kualitas yang lebih baik, apalagi hari ini banyak stakeholder yang hadir dari awak media.
Editor : Humas STAIN Meulaboh