Dirjen Pendis: 2019 Tak Ada Lagi STAIN

TIPD, STAIN Meulaboh- Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kementerian Agama Republik Indonesia, Kamaruddin Amin mengatakan, pada tahun 2019 tak ada lagi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) di bawah Kementerian Agama, semua akan berubah status menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN).

“Kita menargetkan pada tahun 2019 nanti, semua STAIN sudah menjadi IAIN. Jadi tidak ada lagi STAIN, kecuali Perguruan Tinggi Agama Islam yang baru dibangun,” ungkap Kamaruddin.

Hal tersebut ditegaskan Kamaruddin saat memberikan kuliah umum “Aceh Sebagai Role Model Islam Moderat dan Toleran Dunia” di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh, Selasa 8 Mei 2018, di aula kampus setempat.

Kamaruddin menuturkan, dalam tiga tahun terakhir Kementerian Agama telah membantu perubahan status perguruan tinggi dari STAIN menjadi IAIN, dari IAIN menjadi UIN. Dalam kurun waktu tersebut, 30 STAIN telah diubah menjadi IAIN dan 14 IAIN menjadi UIN. Meski demikian, ia mengingatkan, kulitas tetap yang utama.

“Termasuk STAIN Meulaboh ini, kita nanti berubah menjadi IAIN, benar-benar harus meningkatkan mutu dan kualitas,” katanya mengingatkan.

Selain itu, lanjut Kamaruddin, Kementerian Agama mencoba melakukan berbagai terobosan untuk memberi akses selua-luasnya kepada masyarakat. Di antara membuka prodi sebanyak-banyaknya, agar seluruh masyarakat dapat mengakses dengan mudah sesuai dengan keinginan mereka. Tentu dengan aturan yang sesuai dengan aturan.

Menurutnya, hal tersebut menjadi instrumen untuk memberikan akses pelayanan pendidikan tinggi bagi masyarakat. Karena Indonesia adalah negara yang sangat luar biasa dalam menyelenggarakan pendidikan tinggi.

“Kita tidak boleh hanya memberikan aksesnya saja terhadap masyarakat, yang tak kalah pentingnya adalah SDM dosen juga harus bagus. Kalau mau mahasiswanya bermutu, tentu dosennya juga harus berkualitas dan potensial,” jelasnya.

Ia berpesan, STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh  harus mampu menjamin mutu dan kualitas pendidikan. Meski berada di daerah, namun harus memiliki kualitas dan mutu berstandar internasional. Meski berada di Meulaboh, tapi referensinya harus berstandar internasional.

“Baca buku internasional, tapi kita kaji di STAIN Meulaboh. Sehingga  belajar di sini sama saja seperti di perguruan tinggi terbaik di dunia. Mahasiswa meulaboh rasa internasional, itu yang kita harapkan,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua STAIN Teungku Dirudeng Meulaboh, Syamsuar menyampaikan, saat ini pihak kampus sedang bersiap untuk beralih status dari STAIN menjadi IAIN. Termasuk memacu pembangunan Gedung kampus baru di Kawasan Alue Peunyareng, Kecamatan Meureubo.

“Tahun ini, kita telah diberi anggaran sebesar Rp 26 miliar untuk pembangunan tiga gedung baru,” ujarnya.

Kuliah umum tersebut turut dihadiri Bupati Aceh Barat yang diwakili Asisten II, Marhaban,SE, Kepala Kemenag Barat Selatan Aceh, guru Madrasah, dosen dan mahasiswa.[]

dipublis TIM TIPD

Leave a comment