Dosen dan Peneliti Bahas Hasil Kajian Islam Jawa di IAIN Tulungagung

Tulungagung (Kemenag) – Sejumlah dosen dan peneliti Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) berkumpul di IAIN Tulungagung. Mereka melakukan kajian bersama atas hasil penelitian tentang Islam Jawa.

Ahli Filologi IAIN Surakarta Dr. Islah Gusmian, M.Ag misalnya, membahas tentang kekayaan naskah Islam Jawa. Menurut peneliti produktif tersebut, naskah klasik Islam Jawa sangat kaya. “Sayangnya khazanah ini belum banyak dieksplorasi oleh kita,” tegas Islah Gusmian di Tulungagung, Selasa (12/12).

Islah mengajak PTKI memberikan perhatian lebih terhadap kekayaan naskah Indonesia. Menurutnya, apa yang sekarang banyak dikaji sesungguhnya sudah ditulis oleh ulama masa lalu. Metode kontemporer membaca Al-Quran misalnya, juga sudah banyak diulas di naskah-naskah klasik.

Islah menambahkan, penelitian naskah membutuhkan pendekatan baru yang lebih kontekstual. Naskah tentang pengobatan Jawa misalnya, penting dikembangkan dengan melibatkan ahli kesehatan.

“Pendekatan integrasi semacam ini penting agar khazanah klasik tetap kontekstual dan mampu menjawab tantangan zaman,” paparnya. Riset yang dihasilkan dari manuskrip diharapkan berdaya guna, memiliki kekuatan mengubah dan memiliki energi menggerakkan.

Pembicara lainnya, Direktur Institute for Javanese Islam Research (IJIR) IAIN Tulungagung Akhol Firdaus, M.Pd. Akhol Firdaus memaparkan sejarah IJIR  dan riset yang dilakukan. Menurutnya, IJIR lahir sebagai ikhtiar membangun keunggulan Jurusan Akidah dan Filsafat Islam(AFI). Islam Jawa adalah salah satu topik yang dikaji secara serius oleh IJIR.

Pembicara lainnya adalah Dr. Abdul Aziz yang memaparkan paper bertajuk “Syaikh Basyaruddin dan Jaringan Ulama Mataraman”. Selain itu, narsum lainnya adalah Gedong Maulana Kabir dengan paper “Ekspresi Beragama Islam: Sintesis Mistik Pesisir Selatan” dan Anis Maykur, MA dengan Paper “Penelitian Berbasis Budaya Lokal: Perspektif Teoretis dan Kebijakan”.

Menurut Anis Masykur, MA., riset yang mengangkat budaya lokal sangat penting untuk dikembangkan. Sebab. banyak sumber lokal yang belum tersentuh. “Justru peneliti asing yang memanfaatkannya,” paparnya sembari mengajak para dosen dan peneliti untuk lebih serius mengembangkan riset berbasis budaya lokal sebagai bagian keunggulan PTKI.

Kasubdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Dr. Muhammad Zain menilai kajian Islam Indonesia memang tidak bisa mengabaikan Islam Jawa. Menurutnya, Islam Jawa adalah bagian penting dari perjalanan sejarah Islam Indonesia.

“Islam Jawa sudah seharusnya dikaji secara serius. Jangan sampai kita memahami Islam Jawa dari sudut pandang orang luar semata,” tuturnya. (Ngainun Naim)

sumber www.kemenag.go.id

Leave a comment